Beberapa hari ini, kawasan Sekumpul Martapura dipadati oleh para peziarah dan jamaah yang akan mengikuti haul Guru Sekumpul, ‘Alimul ‘Allamah KH Zaini Abdul Ghani, yang juga dikenal sebagai Guru Sekumpul atau Guru Ijai (sebagai kami memanggil beliau). Beliau memang ulama kharismatik. Jamaah pengajian beliau dulu selalu dipadati jamaah, dan banyak murid beliau yang kemudian juga menjadi ulama di Kalimantan Selatan. Konon, di tahun 1990an, beliau pernah menjadi Mustasyar PBNU di masa kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang juga menghormati beliau.
Saya tentu tidak ikut melaksanakan haul. Alasan pertama adalah jauh – lha gimana, saya berada di Brisbane sini, terpaut Laut Arafuru dan Samudera Pasifik dari Sekumpul Martapura. Alasan kedua adalah teologis – sebagai warga Muhammadiyah, tentu saya tidak biasa melakukan haul. Well, ini cukup klasik dan sebaiknya saya tidak usah ceritakan disini (karena berdasarkan pengalaman, perdebatannya bisa tidak berakhir sampai satu hari satu malam, hahaha). Walaupun orang-orang Muhammadiyah (“Kaum Muda”, kalau dalam sejarah Alabio) tidak mahaul, tetap saja jamaah berdatangan ke Sekumpul untuk haul dan ziarah. Continue reading “Haul Guru Sekumpul: Sebuah Catatan Personal”